MATERI GEOGRAFI KELAS XI BAB II A.FAKTOR, PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI DUNIA

 



Pada pertemuan ini kita akan bersama sama belajar Materi Geografi Kelas XI BAB II Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Kompetensi Dasar pada BAB ini adalah
3.1 Menganalisis sebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia berdasarkan karakteristik ekosistem.
4.1 Membuat peta persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia yang dilengkapi gambar hewan dan tumbuhan endemik.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 FAKTOR, PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI DUNIA


A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul kegiatan pembelajaran 1 ini kalian diharapkan dapat menganalisis Faktor, Persebaran Flora dan Fauna di Dunia.

 




B. Uraian Materi

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sebaran Flora dan Fauna
Persebaran flora dan fauna dipermukaan bumi tidak sama dan merata, sehingga berpengaruh terhadap kehidupan mahluk hidup. Terdapat wilayah yang sangat padat populasinya, namun ada juga wilayah di muka bumi dapat dihuni oleh mahluk hidup. 

 


 

Selain manusia, ternyata flora dan fauna juga memiliki ciri fisik yang berbeda di setiap wilayah. Banyak sekali hewan dan tumbuhan yang hanya bisa ditemui di satu tempat dan tidak ada di tempat lainnya.. Itulah yang menyebabkan persebaran flora dan fauna tidak merata di permukaan bumi. Flora dan fauna yang tersebar di seluruh penjuru dunia dipengaruhi oleh banyak faktor. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna di permukaan bumi, yaitu: iklim (Klimatik), edafik (tanah), fisiografi (relief), dan manusia.

 
a. Faktor Iklim
Iklim merupakan salahsatu faktor dominan yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna. Daerah-daerah yang memiliki iklim yang ekstrim (dingin/kutub) akan memiliki jenis flora dan fauna yang lebih sedikit spesiesnya,sedangkan di daerah khatulistiwa atau equator memiliki keragaman (biodiversity) yang tinggi.

Faktor Iklim yang mempengaruhi sebaran mahluk hidup di antaranya: suhu udara, kelembapan udara, angin, dan curah hujan.

 
1) Suhu udara
Suhu udara berbeda pada setiap wilayah di permukaan bumi, hal ini disebabkan oleh faktor sudut datang sinar matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggian tempat, dan penutupan lahan oleh tumbuhan. 

Kondisi suhu udara ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan terhadap suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya.Wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara yang tidak terlalu ekstrim (dingin atau panas) merupakan tempat yang sangat baik bagi kehidupan organisme baik tumbuhan, hewan, maupun manusia. 

Sebab keadaan suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah merupakan salah satu penghalang dalam kehidupan makhluk hidup.

 



Khusus vegetasi, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Karena itu, sistem penamaan habitat tumbuhan sering kali sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.

 




2) Kelembapan udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan (flora). Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab, bahkan ada jenis tumbuhan yang hanya hidup di wilayah-wilayah yang sangat basah. 

Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungannya,tumbuhan dapat dikelompokkan atas:
a) Xerophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan yang kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
b) Mesophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
c) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah yang basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air.
d) Tropophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap daerah yang mengalami perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan flora khas wilayah iklim musim tropik (monsun tropis), misalnya jati dan ekaliptus.


Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Sehingga berpengaruh terhadap sebaran flora dan fauna. 

Lebih jelasnya silahkan perhatikan gambar berikut.

 




3) Angin
Angin sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan. Di daerah terbuka hanya tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup dari hembusan angin yang sangat kencang.Angin juga sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. 

Tumbuh-tumbuhan tertentu penyebaran benihnya juga dilakukan oleh angin misalnya spora yang diterbangkan oleh angin pada tumbuhan paku-pakuan (pteridophyta).


4) Curah Hujan
Air merupakan sumber utama dalam kehidupan. Tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan disuatu tempat, akan membentuk karakter khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. 

Kekhasan jenis-jenis vegetasi ini, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu, karena pada dasarnya tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan.

Pembagian komunitas organisme berdasarkan curah hujan dan suhu dapat dilihat pada gambar berikut.

 




b. Faktor Edafik (Tanah) 

Faktor edafik adalah faktor tanah yang ditempati oleh hewan dan tumbuhan. Tanah adalah media utama bagi tumbuhnya vegetasi. 

Kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan vegetasi seperti unsur hara, kebutuhan bahan organik (humus), air dan udara disediakan oleh tanah.Tanah yang subur akan memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan tanaman. 

Selain itu, hewan juga akan lebih mudah menemukan makanan jika tanaman di sekitarnya tumbuh subur dan berbuah lebat. 

Lapisan tanah yang berpengaruh terhadap vegetasi adalah lapisan tanah atas (top soil) yang terdiri dari horizon O, dan horizon A. 

Sedangkan untuk lapisan tanah bawah (sub soil) terdiri dari: horizon E, dan horizon B. Serta solum tanah meliputi: lapisan tanah atas, dan lapisan tanah bawah. 

Lebih jelas mengenai lapisan tanah, dapat kalian lihat pada gambar berikut!


 


Faktor-faktor fisik tanah yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi, antara lain sebagai berikut.
1) Tekstur (ukuran butiran tanah)
Tekstur tanah merupakan tingkat kekasaran suatu tanah. Tanah yang baik bagi media pertumbuhan vegetasi adalah tanah yang perbandingan butiran pasir, debu, dan lempungnya seimbang.
2) Tingkat Kegemburan
Tanah-tanah yang gembur jauh lebih baik dibandingkan dengan tanah- tanah yang padat, sebab tanah yang gembur memudahkan akar tumbuhan untuk menembus tanah, dan menyerap mineral-mineral yang terkandung dalam tanah.
3) Mineral Organik/Humus
Humus merupakan salah satu mineral organik yang berasal dari jasad mahluk hidup yang dapat terurai menjadi tanah subur yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan vegetasi.
4) Mineral Anorganik / Unsur Hara
Mineral anorganik adalah mineral yang berasal dari hasil pelapukan batuan yang yang terurai dan terkandung di dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O2), Nitrogen (N), Belerang (S), Fosfor (P), dan Kalsium (K).
5) Kandungan Air Tanah
Air yang terdapat di dalam tanah merupakan salah satu unsur pokok bagi pertumbuhan dan perkembangan vegetasi, karena air sangat membantu dalam melarutkan dan mengangkut mineral-mineral dalam tanah sehingga mudah diserap oleh sistem perakaran pada tumbuhan.
6) Kandungan Udara Tanah
Kandungan udara pada suatu tanah berbeda-beda tergantung tingkat kegemburannya. Semakin tinggi tingkat kegemburan suatu tanah, semakin besar kandungan udara di dalam tanah. Kandungan udara di dalam tanah diperlukan oleh tumbuhan untuk respirasi melalui sistem perakaran pada tumbuhan.


c. Faktor Fisiografi (Relief bumi)
Bentuk permukaan bumi yang beragam seperti pegunungan dapat menghambat penyebaran tumbuhan. Selain itu, kemiringan lereng juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang tanaman. 

Lereng yang membelakangi sinar matahari pertumbuhannya akan terhambat dibandingkan dengan kondisi sebaliknya. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suhu, sehingga terjadi perbedaan jenis vegetasi berdasarkan tinggi tempat. 

Demikian pula jenis vegetasi/flora dan fauna yang hidup di dataran rendah tentu berbeda dengan di dataran tinggi ataupun di wilayah pegunungan tinggi.

 




d. Faktor mahluk hidup (Biotik)
Tumbuhan yang memiliki daya adaptasi kuat akan menghambat tumbuhan lain yang memiliki daya adaptasi yang lemah. Sehingga mendominasi pada suatu wilayah tertentu. 

Organisme cacing dapat menyuburkan tanah sehingga mempengaruhi jenis tanaman pada permukaan bumi. Selain itu, manusia juga memiliki peran sebagai penyebar flora dan fauna, terkadang juga berperilaku tidak baik dalam menjaga kelestarian alam.

Sebagai contoh adalah hewan langka yang saat ini sulit ditemukan di alam bebas. Semuanya berawal dari keinginan manusia untuk memperluas lahan pertanian sehingga menggunduli hutan yang merupakan habitat hewan banyak.

 




2. Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
Persebaran Flora dan Fauna di dunia dapat dilihat berdasarkan kategori berikut:
a. Bioma
Bioma merupakan bagian dari biosfer yang merupakan bentang lahan darat (landscape) yang mempunyai karakteristik khas berdasarkan keadaan iklimnya didominasi oleh flora dan fauna tertentu. 

 



Secara umum, bioma memiliki tiga subjek utama, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai atau decomposer. 

Bioma yang terbentuk biasanya akan menyesuaikan sesuai letak geografis dan astronomis.Di samping itu, bioma juga ditentukan oleh struktur tumbuhan, seperti semak, pohon, dan rerumputan. Sehingga unsur vegetasinya lebih menonjol. 

Bioma dipermukaan bumi secara umum dapat dibedakan menjadi: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput (steppa), sabana, gurun, taiga, dan tundra.

 
1) Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis adalah bioma hutan yang selalu basah atau lembab, dan memiliki keanekaragaman vegetasi/tumbuhan yang sangat tinggi dan lebat. 

 



Bioma ini dapat ditemukan disekitar wilayah khatulistiwa (0°–10°LU/LS).

 Ciri- ciri hutan hujan tropis di antaranya sebagai berikut.
a) Memiliki curah hujan sangat tinggi dan merata sepanjang tahun, yaitu lebih dari 2.000 mm/tahun.
b) Memiliki pohon-pohon utama yang mempunyai ketinggian antara 20–40 m.
c) Cabang pohon berdaun lebat dan lebar, serta hijau sepanjang tahun.
d) Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan karena tertutup pepohonan yang lebat.
e) Permukaan tanahnya lembab dan sering tergenang air.
f) Suhu udara antara 25°- 26°C.


2) Bioma Hutan Gugur
Bioma hutan gugur merupakan bioma yang vegetasinya didominasi oleh tumbuhan peluruh atau tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada musim tertentu. 

Pada bioma ini mengalami empat musim, yaitu panas, gugur, dingin, dan semi. 

 



Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun yang berwarna oranye keemasan. 

Hal ini disebabkan karena pendeknya hari sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun sehingga diisi pigment lain.

Ciri-ciri bioma hutan gugur, diantaranya sebagai berikut:
a) Memiliki curah hujan yang tinggi dan merata antara 750 – 1.000 mm/tahun.
b) Suhu rata-rata mencapai ±50°C.
c) Vegetasi pada bioma ini pada umumnya memiliki daun yang lebar, tajuk yang rapat, hijau pada musim panas, dan menggugurkan daunnya pada musim dingin.
d) Memiliki jenis tumbuhan yang relatif sedikit
e) Musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin.
f) Terletak di daerah yang mengalami empat musim yakni musim panas, dingin, semi dan gugur.


3) Bioma Padang Rumput (Steppa)
Steppa atau padang rumput merupakan ekosistem yang didominasi oleh vegetasi berbagai jenis rumput dan tidak ada pohon dan semak-semak besar di wilayah itu. 

Kondisi tersebut dikarenakan area padang rumput yang luas, sehingga tumbuhan susah untuk mengambil dan mengelola air sehingga tanaman pohon menjadi sulit tumbuh maupun berkembang. 

 



Ekosistem padang rumput banyak di temui di daerah yang beriklim Tropis dan subTropis.

Ciri-ciri bioma padang rumput (Steppa), di antaranya sebagai berikut:
a) Merupakan padang rumput yang berilkim sedang
b) Banyak terdapat di daerah Eropa timur, Amerika utara, Asia barat, dan Afrika
c) Vegetasi rumput yang luas
d) Suhu 19 derajat – 30 derajat saat musim panas, 12 derajat – 20 derajat saat musim dingin
e) Curah hujan tidak teratur, antara 250 – 500 mm/tahun
f) Adanya jenis rumput yang tingginya mencapai 3,5 m


4) Bioma Sabana
Bioma sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pepohonan atau semak-semak seperti palem dan akasia. Biasanya padang sabana tumbuh di antara wilayah tropis dan subtropis, atau tumbuh di wilayah yang memiliki curah hujan yang rendah. 

 



Sabana juga dikenal dengan nama padang rumput tropis. Kawasan ini memiliki iklim yang tidak terlalu kering untuk disebut sebagai gurun pasir. Selain itu, wilayah sabana juga tidak cukup basah untuk disebut sebagai hutan murni. 

Persebaran bioma sabana teradapat di Afrika, Amerika Selatan, Australia, dan Indonesia (Nusa Tenggara Timur). 

Ciri-ciri bioma sabana, di antaranya sebagai berikut.
a) Terdapat di daerah khatulistiwa (iklim tropis)
b) Memiliki suhu panas sepanjang tahun.
c) Memiliki curah hujan yang sedang dan tidak teratur antara 100–150 mm/tahun
d) Porositas (air yang meresap ke tanah) dan drainase (pengarian) cukup baik.


5) Bioma Gurun
Bioma gurun merupakan ekosistem darat yang didominasi oleh flora dan fauna tertentu dan ditandai dengan lingkungan yang beriklim kering dengan curah hujan yang sangat sedikit sekali, curah hujan tahunannya kurang dari 250 mm/tahun. 

  



Ciri-ciri bioma gurun, di antaranya sebagai berikut.
a) Memiliki curah hujan yang sangat rendah ± 250 mm/tahun.
b) Evaporasi (penguapan) tinggi dan lebih cepat daripada presipitasi (hujan).
c) Memiliki perbedaan suhu udara yang sangat tinggi antara siang dan malam, sehingga suhu udara pada siang hari sangat panas (45 derajat C) sedangkan pada malam hari sangat dingin (0 derajat C).
d) Tanah pasir sangat tandus karena tidak dapat menampung air.
e) Kelembapan udara rendah.
f) Tingkat deflasi (pengikisan tanah) tinggi.
 

6) Bioma Taiga
Taiga adalah suatu ekosistem yang berada di hutan yang didalamnya hanya terdapat satu spesies pohon yang sejenis. 

Spesies tersebut misalnya seperti pinus, konifer, cemara dan lainnya yang sejenis. 

 



Ciri-ciri bioma taiga, di antaranya sebagai berikut.
a) Suhu pada bioma taiga mencapai 90°F atau lebih pada musim panas.
b) Memiliki musim dingin yang berlangsung cukup panjang dan daerah ini sangat basah karena penguapannya rendah.
c) Musim kemarau yang panas sangat singkat yakni berlangsung 1-3 bulan.
d) Jenis tumbuhan sangat sedikit, umumnya hanya terdiri dari dua atau tiga jenis tumbuhan.


7) Bioma Tundra 

Tundra adalah kawasan yang berada di sekitar kutub utara dan sebagian di selatan. Pada bioma tundra tidak ditemukan pepohonan, namun hanya tumbuhan kecil sejenis rumput-rumputan berbunga kecil dan lumut. 

 



Selain itu, fauna yang ditemukan pada bioma tundra, adalah beruang dan rusa kutub. 

Ciri-ciri bioma tundra di antaranya sebagai berikut.
a) Hampir di setiap wilayahnya tertutup oleh salju atau es.
b) Mempunyai musim dingin yang pajang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang, karena gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5° LU/LS.
c) Usia tumbuh tanaman sangat pendek yaitu berkisar antara 30-120 hari (4 bulan) saja.
d) Fauna yang terdapat pada bioma tundra kebanyakan adalah hewan yang memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal, agar dapat menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.


b. Persebaran fauna di dunia
Penyebaran hewan atau fauna dipermukaan bumi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup yang sesuai untuk tempat hidupnya. Apabila suatu kelompok fauna sudah tidak cocok untuk mendiami suatu daerah tertentu, maka kelompok fauna itu akan melakukan migrasi atau perpindahan ke daerah lain. 

Alfred Russel Wallece,mengklasifikasikan daerah persebaran fauna di dunia menjadi 6 (enam) wilayah Zoogeografical seperti pada gambar berikut;


 

 


1) Wilayah Paleartic
Zona paleartik merupakan zona dengan kawasan paling luas di antara zona lainnya. Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Rusia, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara.

Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, mulai dari perbedaan suhu, curah hujan, sampai kondisi permukaan tanahnya. Hal ini menyebabkan jenis fauna di Paleartik juga bervariasi.

Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu panda di Cina, unta di Afrika Utara, serta binatang kutub seperti rusa kutub, kucing kutub, dan beruang kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar, bajing, dan kijang.

Jenis hewan di wilayah Paleartik antara lain: lynx, landak, rusa kutub, bison, kambing gunung, panda, serigala, kelinci kutub, dan burung pelatuk.

 




 

2) Wilayah Neartic
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat kutub utara, dan Greenland.
Wilayah Neartik memiliki berbagai macam jenis bioma, antara lain:
1) amerika utara di bagian utara, didominasi bio-ma taiga dengan hutan konifer yang luas,
2) amerika utara di bagian tengah, termasuk ke dalam bioma padang rumput,
3) amerika utara di bagian timur, banyak ditumbuhi dengan vegetasi hutan gugur, dan
4) greenland sebagian besar ditutupi oleh salju dengan ketebalan yang bervariasi.

Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, karibu, dan domba gunung. 


Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Paleartik seperti anjing, kelinci, kelelawar, kucing, dan bajing. 

Jenis hewan di daerah Neartik, antara lain: antelope, beruang coklat, berang-berang, tupai salamander, bison, karibu, kelinci, kalkun, kungkang, dan rakun.
 

Rakun termasuk mamalia yang banyak ditemukan di Amerika Utara. Tubuhnya ditumbuhi oleh rambut berwarna abu–abu yang cukup tebal yang berfungsi sebagai mantel alami di cuaca dingin. Selain itu, rakun termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. 


 

 


Tidak hanya itu saja, rakun termasuk hewan yang cukup pintar. Sebuah studi mengatakan jika rakun dapat mengingat solusi permasalahan sampai dengan 3 tahun lamanya. 

 


3) Wilayah Neotropical
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko .
Wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan bagian selatan beriklim sedang .
Hewan endemic wilayah Neotropikal ialah ikan piranha dan belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir,dan kera hidung merah.



 



Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.

Jenis hewan yang ada di wilayah Neotropikal antara lain: kukang, armadillo, kelelawar penghisap darah, siamang, piranha, trenggiling, anaconda, kura-kura galapagos, dan belut listrik. 

 




 

4) Wilayah Ethiopian/ Afrotropical
Menurut Wallace, persebaran fauna di wilayah Ethiopian meliputi keseluruhan benua Afrika, Madagaskar, dan juga sebagian daratan Arab terutama di bagian selatan.

Pada bagian utara dari wilayah Ethiopian sendiri terdapat sebuah padang pasir/gurun terluas di dunia bernama Gurun Sahara.
Gurun Sahara menjadi pembatas alami antara wilayah Ethiopian dengan wilayah Paleartik atau persebaran hewan di Benua Eropa.

1. Fauna khas yang berada di wilayah Afrika, misalnya gajah, singa, citah,dan hyena.
2. Fauna khas yang hanya ditemukan di Pulau Madagaskar, contoh: lemur dan kuda nil kecil.
3. Fauna yang hampir mirip dengan fauna yang berada di wilayah Oriental, misalnya babun, gorila, dan simpanse
4. Hewan yang khas daerah Ethiopians adalah gajah Afrika, badak Afrika, gorila, babun, simpanse, dan jerapah.

Mamalia padang rumput khas Ethiopians seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah, harimau, dan trenggiling (mamalia pemakan serangga).
Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir.

 




 

5) Wilayah Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia, terutama Asia selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat. Zona oriental meliputi wilayah India, Indochina (Kamboja, Laos, Vietnam), serta Indomalayan (Malaysia, Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Filipina).

Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan . 

Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.

Beberapa hewan khas fauna oriental adalah sebagai berikut:
1) Harimau, gibbon, gajah, orang utan, bekantan, monyet, badak bertanduk satu, rusa, kijang, babi rusa, dan tapir.
2) Terdapat banyak hewan endemik yang hanya berkembang biak di daerah tertentu, seperti komodo yang hanya dapat ditemukan di pulau Komodo dan sekitarnya, serta anoa di Sulawesi.

Pasti kalian tidak asing dengan hewan-hewan di bawah ini. Ya, karena inilah hewan endemik di Indonesia. Sebagian wilayah di Indonesia termasuk ke dalam zona oriental.

 




 

6) Wilayah Australis 

Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Papua, Maluku, Sulawesi, dan pulau- pulau sekitarnya. Wilayah persebaran fauna Australian, sebagian besar kondisi lingkungannya ialah iklim tropis dan sebagian lagi beriklim sedang.

Kondisi lingkungan di wilayah Australia yang cukup mencolok disebabkan oleh letaknya yang terpisah jauh dari benua lainnya.


 



Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, burung kiwi, koala, dan platipus.

Terdapat beberapa jenis burung yang khas dari wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet.

Kelompok reptil di wilayah ini antara lain buaya, kura-kura, ular piton, dan lain sebagainya. 

 




7. Wilayah Oceanik
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik.
Daerah persebarannya meliputi Selandia Baru dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. 

Oleh karena itu jenis fauna di wilayah Oceanik hampir sama dengan wilayah Australian. Fauna endemik wilayah oceanik adalah kiwi dan sphenodon. 


 



8. Wilayah Antartik
Seperti Namanya, wilayah ini mencakup kawasan di kutub Selatan. Daerah persebarannya meliputi benua Antartika dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.


Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin. Contoh hewan di wilayah Antartik ialah rusa kutub, burung pinguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.


 

 


Keadaan fauna di tiap-tiap daerah (bioma) bergantung pada daya dukung yang dapat diberikan daerah itu untuk memberi makanan bagi penghuninya.
Secara langsung atau tidak, iklim sangat berpengaruh pula pada penyebaran fauna. Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap keadaan dunia tumbuhtumbuhan, sedangkan keadaan tumbuh-tumbuhan memengaruhi adanya jenis-jenis fauna tertentu. 

Akibat pengaruh iklim terdapat fauna pegunungan, fauna dataran rendah, fauna padang rumput (sabana), fauna hutan tropis, dan lain sebagainya
 

C. Rangkuman
 

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sebaran Flora dan Fauna
a. Faktor Iklim. Daerah-daerah yang memiliki iklim yang ekstrim (dingin/kutub) akan memiliki jenis flora dan fauna yang lebih sedikit spesiesnya.Faktor Iklim yang mempengaruhi di antaranya: suhu udara, kelembapan udara, angin, dan curah
b. Faktor Edafik (Tanah). Tanah yang subur akan memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Faktor-faktor fisik tanah yang mempengaruhi antara lain, Tekstur, Tingkat Kegemburan, Mineral Organik/Humus, Unsur Hara, Kandungan Air Tanah, Kandungan Udara Tanah.
c. Faktor Fisiografi (Relief bumi). Bentuk permukaan bumi yang beragam seperti pegunungan dapat menghambat penyebaran tumbuhan.
d. Faktor mahluk hidup (Biotik)
Tumbuhan yang memiliki daya adaptasi kuat akan menghambat tumbuhan lain yang memiliki daya adaptasi yang lemah. Selain itu, manusia juga memiliki peran sebagai penyebar flora dan fauna.
 

2. Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
Persebaran Flora dan Fauna di dunia dapat dilihat berdasarkan kategori berikut:
a. Bioma
Bioma merupakan bagian dari biosfer yang merupakan bentang lahan darat (landscape) yang mempunyai karakteristik khas berdasarkan keadaan iklimnya didominasi oleh flora dan fauna tertentu. Secara umum, bioma memiliki tiga subjek utama, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai atau decomposer. Bioma yang terbentuk biasanya akan menyesuaikan sesuai letak geografis dan astronomis. Di samping itu, bioma juga ditentukan oleh struktur tumbuhan, seperti semak, pohon, dan rerumputan. Sehingga unsur vegetasinya lebih menonjol. Bioma dipermukaan bumi secara umum dapat dibedakan menjadi: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput (steppa), sabana, gurun, taiga, dan tundra.
b. Persebaran fauna di dunia
Penyebaran hewan atau fauna dipermukaan bumi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup yang sesuai untuk tempat hidupnya. AlfredRusselWallece, mengklasifikasikan daerah persebaran fauna di dunia menjadi 6 (enam) wilayah Zoogeografical seperti pada gambar berikut;
1) Wilayah Paleartic
2) Wilayah Neartic
3) Wilayah Neotropical
4) Wilayah Ethiopian/ Afrotropical
5) Wilayah Oriental
6) Wilayah Australis



E. Latihan Soal
Untuk mengukur pemahaman kalian terhadap pembelajaran 1 ini, silahkan kerjakan soal dibawah ini dengan jujur
 

1. Berbagai ekosistem yang terdapat dalam wilayah geografi yang sama dengan iklim dan kondisi yang sama membentuk … .
A. populasi
B. komunitas
C. bioma
D. biosfer
E. habitat
 

2. Tumbuhan higrofit yang hidup di habitat basah dan lembab membutuhkan banyak air, contohnya tumbuhan … .
A. teratai dan eceng gondok
B. anggrek dan teratai
C. kaktus dan kurma
D. kurma dan anggrek
E. jamur dan anggrek
 

3. Faktor alami yang berpengaruh terhadap persebaran flora di Indonesia adalah....
A. iklim,relief,fauna, luas wilayah
B. iklim, relief, jenis tanah, keadaan air
C. jenis tanah, air, manusia, iklim
D. luas wilayah, iklim, jenis tanah,fauna
E. fauna, manusia, iklim, luas wilayah
 

4. Perbedaan hewan dan tumbuhan antar wilayah disebabkan oleh perbedaan ketinggian tempat. Hal ini adalah pengaruh dari faktor ....
A. Air
B. Biologis
C. Edafik
D. Fisiografik
E. Iklim
 

5. Tumbuhan yang mampu hidup di daerah yang memiliki curah hujan yang sangat rendah dan intensitas panas Matahari sangat tinggi adalah ....
A. Kaktus
B. Lumut
C. Pinus
D. Tebu
E. Teh
 

6. Jenis hewan kalkun, salamander, bison dan dan kura kura adalah hewan yang berasal dari kawasan....
A. Oriental
B. Ethiopian
C. Australian
D. Neartik
E. Neotropik
 

7. Bioma Taiga terdapat di negara ini....
A. Turki
B. Jerman
C. Rusia
D. Cina
E. India
 

8. Bioma Gurun terdapat di negara....
A. Canada
B. Brazilia
C. Inggris
D. Cina
E. Indonesia
 

9. Di bawah ini manakah negara-negara yang memiliki kawasan hutan hujan tropis?
A. Amerika Serikat, Indonesia, dan Madagaskar
B. Argentina, Australia, dan Rusia
C. Brazil, Indonesia, dan Madagaskar
D. Indonesia, Inggris, dan Malaysia
E. Kanada, Madagaskar, dan Rusia
 

10. Perhatikan peta di bawah ini

 




Peta yang diberi tanda panah adalah wilayah persebaran fauna yang disebut ....
A. Australia
B. Ethiopia
C. Oriental
D. Nearktik
E. Palearktik 

KIRIMKAN JAWABAN ANDA KEPADA GURU MELALUI WHATSAPP